
Mengapa badainya tak kunjung selesai?
Senjata mulia yang hanya diperuntukkan bagi Raja dan kaum bangsawannya. Terlarang bagi kaum Sudra dan rakyat jelata lainnya. Jikalau saya hidup berabad-abad silam dari zaman -tiktok- ini, maka alangkah suatu kemustahilan pun hanya memandang keris keluar dari sandangan, apalagi menyentuhnya. Asumsi: jenis golongan kaum saya saat ini dan waktu yang lalu tak jauh beda. Eh, siapa tahu bisa jadi dahulu saya anak raja atau elit istana.
Keris yang dikenal sakti bukan semata-mata didapatkan dari besi rongsokan atau sembarangan hasil penggalan logam tua. Bayangkan, bahannya diramu dari besi pilihan terbaik bahkan desas-desusnya berasal dari besi meteor yang sering dilihat di langit lalu jatuh ke tanah bumi. Pande bilang, tak heran jika corak dan liuknya menawan, seetiap detilnya magis. Konon, ketika kau panggil tuan pemilik senjata hunus lainnya, sebut saja samurai dan pedang, tak akan bisa menyamai kekuatan keris dengan segala kemasyhurannya.
Mari belajar dari keris
Tentang hantaman palu godam yang bertalu-talu dan jilatan api yang membara. Tumpukan batang besi sebanyak delapanpuluh keping itu dimampatkan menjadi satu lapis berliuk-liuk ganjil. Bukan sehari dua hari para pande mengerahkan bisepnya tapi berbulan-bulan, adapula yang hampir genap satu tahun. Terus dipukul, diperapikan suhu tinggi, dipukul lagi, panaskan lagi, ditambah keping besinya, dipanggang, dihantam lagi, begitu seterusnya sampai lahir sebuah keris yang indah.
Kau bukan keris begitu juga saya. Tapi seperti orang belajar dari sebuah tong yang nyaring bunyinya dan sekumpulan air yang jika beriak maka tandanya tak dalam, rasanya sah-sah saja jika mengambil intisari keris untuk melecut usaha kau yang tak seberapa, padahal ingin menjadi lebih dari apa-apa. Badai masalah yang saat ini melilit badan dan tulang bisa jadi bentuk godam. Juga dunia yang tak nyaman sekarang merupakan sebuah tungku perapian yang membakar.
Terus jalan, sebentar lagi kau akan jadi keris. Bertahanlah.
Tercetuslah ide tulisan ini setelah menyaksikan video Pandji dengan segala bentuk optimismenya.