• Home
  • About
  • Puisi
  • Pendapat
  • Cerita Aneh
instagram Email

Pangeran Kucing

Jurnal Harian dan Kata-kata Bualan


Sebuah siang yang terik dalam angan-anganku yang pekat. Kota ini sebentar lagi akan mati digulum takdir. Sama seperti rencana Puan yang ingin membunuh keinginan -dalam memiliki Tuan sepenuhnya-. 

Ranjau dimana-mana, bom yang berusaha dijinakkan dan pikiran yang masih liar berdansa diantara ketidakmungkinan-ketidakmungkinan. 

Sampai suatu waktu dentuman menggelegar berkali-kali lalu membangunkan kening Puan yang mati suri akibat ditembak senapan yang kosong peluru penuh memoar. Tidak tewas dan hidup enggan. 

Kota sudah habis tutup tanggal gulung tikar. Serangga yang tinggal dalam saluran pembuangan muncul berbaris merayakan kemenangan dan kebebasan dari penindasan. Mereka berbisik kepada Puan yang ajaib masih bertahan, apa Tuan sudah mati? 

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Rusak segala rusuk. Dan gelisah di dalam mengalir banjir di dada. Resah beranak pinak dan air mata beranak sungai.

Satu malam aku pergi ke pesta untuk menjemput bukan siapa-siapa. Tapi membuang kenangan yang ada dimana-mana.

Mendadak angin bumi ribut, semesta aku diam melenyapkan segala puji-pujian dan harapan yang cacat.

Sepanjang jalan ini tergenang sisa gelombang jalan, aku tenggelam dalam kubangan dan diserap aspal berlubang. Hilang.

Laki-laki penjaga warung kopi yang paruh baya, aku setengah nyata setengah maya. Hidup di dua alam bagai katak, jiwaku sudah retak.

Sepasang mata bola merindukan pasangan mata lainnya yang saling kangen dengan pasangan aslinya.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Setelah sekian lama kehilangan kata, apakah ini akibat dari karma meminum senja yang candu. Ataukah hanya sebagian pustaka yang hilang dari ujung lidahku. Atau terlalu banyak beternak rindu, kudapat dari penderma yang pulang dari padang sabana.

Setelah lama kehilangan kata, dan pena mengering tintanya, manusia kehabisan cintanya.

Setelah lama kehilangan kata, mudah-mudahan tak sampai alpa tak sampai kerontang dalam dada.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Semua yang tidak selesai, yang menggantung, tak ada ujung. Ada baiknya larung saja saat kamu berlayar bahkan melewati sepintas selat. Semua air akan bercengkrama di samudera lepas dibawa angin bernama ombak.

Duduk dan tak perlu rasai perlu teman berbagi atau teman dengar. Cukup dua belah kupingmu dan sepuluh ujung jarimu, yang paling ajaib menjadi pendengar dan pengungkap setia melebihi siapa saja.

Sudah istirahat, itu hatimu perlu lapang untuk sejenak tidak diikat nostalgia tak berguna. Kisah yang ditinggal pemiliknya, tak bertuan, tak bertanah.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Beratus-ratus pemakluman telah disiapkan, mungkin disisipkan sebagian di sebelah ginjal kanan dan yang lain di bagian ginjal kiri. Jadi kemanapun tempat pergi, akan ada pencadangannya mengeluarkan simpanan.

Sebab dari sekian kisah yang hampir satu per empat abad, hanya satu yang melulu dibawa-dibawa penuh dengan ekspektasi dan spekulasi perempuan. Satu kisah yang tak habis, alurnya selalu diperbaharui lewat ketidakmungkinan yang dipaksakan.

Sehingga sudah sedih saja, semoga cukup. Tidak usah marah-marah atau beringas seperti bar-bar. Semuanya memang abu-abu. Takdirnya seperti itu. Terimasaja. Atau adukan kepada Tuhan. Betapa baiknya hatimu, dan dia yang seperti ombak.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Kalau mau pergi, ya silakan.

Memang sudah dari awal juga ada ketakutan. Bila suatu saat yang diharapkan tidak benar-benar bisa berdiam, dia akan pulang. Ke tempat yang semestinya diharapkan.

Padahal, pahitnya. Sudah ada waktu tunggu yang dipersiapkan sebegitu banyaknya. Akan tetapi akhirnya sia-sia buat apa. Mari, aku tahu dimana letak pintu samping tempat pemain figuran keluar dari panggung latar.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Older Posts

Tentang Saya

Penulis yang suka main kata-kata. Cek juga hasil pikiran otak kiri saya di linisehat.com

Follow Us

  • instagram
  • Google+
  • youtube

Categories

  • Cerita Aneh (8)
  • Fiksi (5)
  • Pendapat (26)
  • Puisi (8)

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • ▼  2023 (3)
    • ▼  Juni 2023 (1)
      • Susah Payah
    • ►  April 2023 (1)
    • ►  Maret 2023 (1)
  • ►  2022 (6)
    • ►  Juni 2022 (1)
    • ►  Maret 2022 (1)
    • ►  Februari 2022 (2)
    • ►  Januari 2022 (2)
  • ►  2021 (5)
    • ►  November 2021 (1)
    • ►  April 2021 (2)
    • ►  Maret 2021 (1)
    • ►  Februari 2021 (1)
  • ►  2020 (30)
    • ►  November 2020 (2)
    • ►  Oktober 2020 (2)
    • ►  September 2020 (1)
    • ►  Agustus 2020 (6)
    • ►  Juli 2020 (9)
    • ►  Juni 2020 (3)
    • ►  Mei 2020 (2)
    • ►  April 2020 (5)
  • ►  2019 (19)
    • ►  November 2019 (3)
    • ►  September 2019 (2)
    • ►  Agustus 2019 (3)
    • ►  Juni 2019 (5)
    • ►  Maret 2019 (3)
    • ►  Februari 2019 (2)
    • ►  Januari 2019 (1)
  • ►  2018 (29)
    • ►  Desember 2018 (3)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Oktober 2018 (6)
    • ►  September 2018 (4)
    • ►  Agustus 2018 (6)
    • ►  Juni 2018 (1)
    • ►  Mei 2018 (3)
    • ►  April 2018 (1)
    • ►  Maret 2018 (4)
  • ►  2017 (44)
    • ►  Desember 2017 (10)
    • ►  November 2017 (1)
    • ►  Oktober 2017 (6)
    • ►  April 2017 (2)
    • ►  Maret 2017 (8)
    • ►  Februari 2017 (7)
    • ►  Januari 2017 (10)
  • ►  2016 (49)
    • ►  Desember 2016 (1)
    • ►  Oktober 2016 (3)
    • ►  Agustus 2016 (3)
    • ►  Juli 2016 (13)
    • ►  Juni 2016 (1)
    • ►  Mei 2016 (10)
    • ►  April 2016 (5)
    • ►  Maret 2016 (11)
    • ►  Februari 2016 (2)
  • ►  2015 (19)
    • ►  Desember 2015 (4)
    • ►  November 2015 (5)
    • ►  September 2015 (1)
    • ►  Agustus 2015 (1)
    • ►  Juli 2015 (2)
    • ►  Juni 2015 (2)
    • ►  April 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (2)
    • ►  Februari 2015 (1)
  • ►  2014 (2)
    • ►  Oktober 2014 (1)
    • ►  Juli 2014 (1)

Created with by ThemeXpose