• Home
  • About
  • Puisi
  • Pendapat
  • Cerita Aneh
instagram Email

Pangeran Kucing

Jurnal Harian dan Kata-kata Bualan



Apa salahnya bergumam, mengumpat, menyumpah dalam hati? Toh, tidak ada yang peduli. Kecuali semesta yang curang, menguping diam-diam. 

Sejatinya, pikiran bukan tempat persembunyian paling aman. Radarnya masih bisa sampai ke telinga alam semesta dan keluhan yang waktu itu saya utarakan kabul sudah, dengan cara yang tak diinginkan. Doanya, kurang lengkap. Kata orang-orang yang pernah mendengar kisah ini. Tapi, tak akan saya jabarjujurkan. 

Cerita tersamarkan

Hujan yang harusnya disyukuri menjadi letupan keluhan yang tenang hanya jika saat ada matahari. Sumpah serapah diteriakkan, namun alhasil hanya didengar oleh paru, ginjal, hati, hipotalamus, dan gendang telinga itu sendiri. Menggema suaranya dalam rongga-rongga badan. 

Tentang mengapa harus turun air dari langit yang membuat bajunya kuyup, sepatunya lembek, orang-orang melihatnya seperti gorengan setelah duabelasjam -letoi-. Dan pekerjaan dengan upah yang tak seberapa, atasan marah-marah, spidol habis dan ia harus membeli dengan uang pribadi. Juga mengapa kucingnya setiap hari harus makan sehingga mengurangi uang dari dompetnya sebesar limapuluhribu.

Ah, iya. Ia lupa menghubungi rekanan yang tak sabar menerima kabar. Kemudian diambil sebatang alatkomunikasi yang mulai berembun tapi masih rigid. Ditombol-tombol dan tak lama kemudian berkedip seperti bukti napas terakhir. Konslet.  

Di waktu-waktu lalu

Melihat pekarangan tetangga yang hijau dan ia yang tak punya pekarangan selain limapulusenti jarak rumahnya dengan jalan raya, berbatas tanah berdebu tempat kucing biasa menaruh tahi. Ingin rasanya menghubungi pejabat yang digaji uang pajak, mengadu mengapa hidup manusia bisa berbeda-beda padahal sama-sama rakyatnya negara. Tapi ia lupa, sebatang alatkomunikasi milikmya tak layak menjangkau jaring sinyal kalangan elit.

Lalu saksikan miliknya yang ketinggalan jaman dan mulai berkhayal-khayal tentang andai bentukannya baru, andai kekinian, andai bukan ini, andai itu. Andai-andai diam yang sering.

Amin, kata semesta. 


 




Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Cuento De Hadas, Noche, Pintura, Niña, Insectos, Sueño
Pada salah satu malam yang murung.

Kalau tak bisa mendatangkan dia dalam kehidupan nyata, setidaknya hal yang membuat bahagia adalah mengumpulkan bayangannya ke dalam imaji. Menyusun tabiat aselinya ditambah hal-hal menyenangkan lain yang ingin dilihat. Misalnya, saya tak suka cara dia berfirasat lalu ubah-ubah menjadi manusia yang punya standar peka biasa saja. Saya suka matanya yang teduh dan menenangkan, lalu biarkan demikian sebab matanya mengundang pandang dalam-dalam. Sampai hanyut sejauh ini menyeret saya dalam khayalan berhari-hari.

Dengan senang hati dia menemani duduk di salah satu bangku taman di depan patung penguin raksasa bermata besar melihat ke arah kami. Saya bercerita tentang hari panjang melelahkan, kantung mata yang semakin cembung, kopi hitam yang bikin susah tidur, sampai caranya menabung agar bisa membeli rumah. Tapi dia bilang, tak usah. Biar urusan tempat tinggal dipikul tanggung jawab di atas pundaknya. Urat-urat warna biru di tangan saya sudah membengkak bekerja telalu padat seperti selang yang bantat.  

Patung penguin raksasa bermata hitam memandangi bangku taman yang kosong. 

Hari ini tanggal seratusempat. Dia memberi hadiah biji bunga mawar yang keriput karena dibungkus dalam kotak yang dikirim tukang barang lama sekali. Terkoyak-koyak saat menumpang di mobil dan dibanting saat diambil tapi tidak apa-apa langsung saya tanam di pekarangan depan. Dulunya itu tanah lapang yang sering dipakai bocah laki-laki main sepak bola. Senang saya punya alasan agar mereka tak lagi kesana -kelak ketika pohon mawar melangit- membuat debu-debu terbang dan mengotori kaca rumah berwarna bening, saya harus mengelap setiap hari sambil tetap memikirkan dia. 

Tanggal limaratusempat bocah laki-laki masih rutin main bola di pekarangan.

Saya punya inisiatif menghanyutkan diri ke sungai berarus deras. Ingin buktikan saja seberapa besar dia cinta, apakah pengorbannya sama seperti Romeo kepada Juliet atau Rahwana kepada Sinta. Kata-kata manisnya suka saya rekam rapih dan dihias pita. Kalau sewaktu-waktu rindu nanti bisa dibuka untuk mengenang. Prasangka semakin beranakpinak di dalam kepala dan terus subur. Saya tenggelamkan seluruh tubuh dengan gembira sambil menghitung detik, jam, setengah hari, seluruh hari, raib. Naiklah nyawa ke langit. 
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Mengapa setiap hari harus berkirim surat? 

Semua orang tahu tukang pos yang suka pakai jaket warna oranye tak akan lagi datang membuka kotak surat karatan kau di depan rumah. Sebaiknya ambil cangkul dan kikis tanah pekarangan kau dalam-dalam. Cabut batang kayu kotak suratnya lalu lempar ke tempat sampah besar di ujung jalan. Berdoalah semoga banjir datang -tapi minta agar rumah kau dikecualikan- dan menghanyutkannya. Supaya tak lagi kau ingat-ingat betapa lelah menyampaikan pesan dalam surat.

Mengapa setiap hari harus berkirim surat?

Kau tulis dengan halus dan penuh kasih sayang nama penerima di kepala surat. Berharap ia bisa membaca dengan penuh penghormatan kepada kau yang tulus menulisnya. Hurufnya tegak bersambung karena namanya diharapkan mampu menautkan urat hidup kau sekarang. Dan berterimakasihlah kepada guru Sekolah Dasar yang berbaik hati mengajarkannya juga memberi kau nilai-nilai bagus. Meskipun sekarang kau sadar, apa guna nilai kalau surat-surat kau tak sampai?

Mengapa setiap hari harus berkirim surat?

Puja dan puji dihantarkan seperti sanjungan untuk kepala, sultan, dan para raja di tempat. Doa masih terus dipanjatkan ke langit karena kau manusia yang masih ingat Tuhan. Kau juga tak lupa meminta merpati yang baik agar bisa diandalkan mengantar surat kau berjumlah ratusan lembar. Mestinya sudah kau tulis satu buah buku dan jual ke pedagang eceran (pedagang besar jelas tidak peduli, jangan berhalusisnasi). 

Perut saya bergetar-getar menahan tawa, sampai kapan kau terus berkirim surat? 
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Soap Bubble, Colorful, Ball, Soapy Water
 Twit Aan Mansyur, "Kemarin saya baca twit, kira-kira bilang: ini bukan Agustus, ini masih Maret, tanggal 150 sekian." 

Iya, masih maret. Saya baru selesai sidang. 

Seperti dibonceng Bapak di bagian motor depan. Mulut saya menganga. Semua angin masuk, perut kembung. Sudah 4 bulan saya masuk angin. 

Bulan yang panjang,  meskipun malam ini bulan purnama tak bersegi dan bulat. Warnanya keemasan. Saya selalu menyebutnya benda magis, antara ada dan tiada. Apakah pernah kau berpikir bahwa bulan mungkin hasil konspirasi dari kehampaan langit dan pekat yang berlebihan. 

Kembali lagi: 4 bulan yang panjang. Keluar dari rutinitas kampus harian, hibernasi bermusim-musim. Teman-teman hanya sebatas huruf-huruf dan suara singkat di dunia maya. Virus corona yang datang gantian di dunia nyata (corona selalu jadi kambing hitam). 

Seperti masuk angin, usus saya menyerap benda tak bergizi. Lalu harus makan apa? 


Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Fairy Tale, Night, Girl, Fish, Sky, Bird, Fly, Flight
Yang sering dilupakan adalah kau sedang berpijak dimana.

Sudah cukupkan halusinasi yang terlalu membumbung tinggi. Kembalilah dari langit, mari kembali ke bumi. Di bumi, ada banyak hal yang kau tinggalkan berserakan tak terselesaikan. Di bumi, masih banyak manusia yang menunggu kedatangan kau. Kau masih sama, akan disambut mesra bak pahlawan yang pulang dari perang. Disini kau bisa temukan banyak hal.

Tak usah melulu pergi ke langit. Mencari malaikat yang menurut kau lebih mulia karena bersinar dan punya sayap. Tapi mereka tak mampu bermain gundu, seperti kawan-kawan yang tinggal di belakang rumah kau. Mereka tak bisa diajak ke rumah makan padang bercengkerama sambil makan rendang. Pulanglah.

Meskipun atap rumah kau berasal dari tanah yang dibakar, bukan bentuk gumpalan awan yang cemerlang. Dengannya, kau bisa mencium aroma tanah basah bekas hujan. Yang sering memeluk kau diam-diam ketika kangen dengan seseorang. Yang membuat upil di hidung kau bungah.

Tak usah khawatir karena pada akhirnya langit kelak juga akan jadi tempat kau menuju. Ketika masa di bumi telah habis. Akan ada anak tangga atau semacamnya yang menuntun kau kesana, tak sekadar bertemu malaikat. Tapi juga bertemu Tuhan Yang Maha Esa. Suatu saat nanti. 
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Fairy Tale, Night, Flower, Girl, Star, Sleep, DreamMenjadi pesimistis adalah nama belakang yang paling suram. Lebih dari mati.

Sudah lama, kata saya. Terkurung di dalam kotak yang apak dan dipenuhi hantu-hantu. Mereka tidak seram, tetapi setiap hari mengambil jiwa saya yang merdeka. Saya semakin keriput seiring waktu berlalu. Di ujung usia, akan ada seseorang yang menemukan sebagai saya biji asam warna cokelat yang kering dan ciut. 

Sudah lama, kata saya. Menakuti diri sendiri dengan narasi-narasi zaman lama. Tentang orang-orang yang khawatir ditodong senjata. Mereka hanya berpikir bagaimana cara hidup hari ini. Agar keningnya tak pecah ditembak mati. Tetapi naasnya, nyali kau yang pecah belah jadi sampah. 

Sudah lama, kata saya. Mengatupkan bibir dengan perekat mahadahsyat. Suara adalah sandung yang membebat. Sekali saja membuka mulut, habis nyawa melayang ke udara. Jadi telan saja pahit-pahit segala yang ada di kepala. Nikmat kau tenggak racunnya. 

Sudah lama. Bukankah sudah saatnya berbaik sangka. Kepada Tuhan dan rencana-Nya. 
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Older Posts

Tentang Saya

Penulis yang suka main kata-kata. Cek juga hasil pikiran otak kiri saya di linisehat.com

Follow Us

  • instagram
  • Google+
  • youtube

Categories

  • Cerita Aneh (8)
  • Fiksi (5)
  • Pendapat (26)
  • Puisi (8)

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • ▼  2023 (3)
    • ▼  Juni 2023 (1)
      • Susah Payah
    • ►  April 2023 (1)
    • ►  Maret 2023 (1)
  • ►  2022 (6)
    • ►  Juni 2022 (1)
    • ►  Maret 2022 (1)
    • ►  Februari 2022 (2)
    • ►  Januari 2022 (2)
  • ►  2021 (5)
    • ►  November 2021 (1)
    • ►  April 2021 (2)
    • ►  Maret 2021 (1)
    • ►  Februari 2021 (1)
  • ►  2020 (30)
    • ►  November 2020 (2)
    • ►  Oktober 2020 (2)
    • ►  September 2020 (1)
    • ►  Agustus 2020 (6)
    • ►  Juli 2020 (9)
    • ►  Juni 2020 (3)
    • ►  Mei 2020 (2)
    • ►  April 2020 (5)
  • ►  2019 (19)
    • ►  November 2019 (3)
    • ►  September 2019 (2)
    • ►  Agustus 2019 (3)
    • ►  Juni 2019 (5)
    • ►  Maret 2019 (3)
    • ►  Februari 2019 (2)
    • ►  Januari 2019 (1)
  • ►  2018 (29)
    • ►  Desember 2018 (3)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Oktober 2018 (6)
    • ►  September 2018 (4)
    • ►  Agustus 2018 (6)
    • ►  Juni 2018 (1)
    • ►  Mei 2018 (3)
    • ►  April 2018 (1)
    • ►  Maret 2018 (4)
  • ►  2017 (44)
    • ►  Desember 2017 (10)
    • ►  November 2017 (1)
    • ►  Oktober 2017 (6)
    • ►  April 2017 (2)
    • ►  Maret 2017 (8)
    • ►  Februari 2017 (7)
    • ►  Januari 2017 (10)
  • ►  2016 (49)
    • ►  Desember 2016 (1)
    • ►  Oktober 2016 (3)
    • ►  Agustus 2016 (3)
    • ►  Juli 2016 (13)
    • ►  Juni 2016 (1)
    • ►  Mei 2016 (10)
    • ►  April 2016 (5)
    • ►  Maret 2016 (11)
    • ►  Februari 2016 (2)
  • ►  2015 (19)
    • ►  Desember 2015 (4)
    • ►  November 2015 (5)
    • ►  September 2015 (1)
    • ►  Agustus 2015 (1)
    • ►  Juli 2015 (2)
    • ►  Juni 2015 (2)
    • ►  April 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (2)
    • ►  Februari 2015 (1)
  • ►  2014 (2)
    • ►  Oktober 2014 (1)
    • ►  Juli 2014 (1)

Created with by ThemeXpose