Menapak di Bumi

Yang sering dilupakan adalah kau sedang berpijak dimana.
Sudah cukupkan halusinasi yang terlalu membumbung tinggi. Kembalilah dari langit, mari kembali ke bumi. Di bumi, ada banyak hal yang kau tinggalkan berserakan tak terselesaikan. Di bumi, masih banyak manusia yang menunggu kedatangan kau. Kau masih sama, akan disambut mesra bak pahlawan yang pulang dari perang. Disini kau bisa temukan banyak hal.
Tak usah melulu pergi ke langit. Mencari malaikat yang menurut kau lebih mulia karena bersinar dan punya sayap. Tapi mereka tak mampu bermain gundu, seperti kawan-kawan yang tinggal di belakang rumah kau. Mereka tak bisa diajak ke rumah makan padang bercengkerama sambil makan rendang. Pulanglah.
Meskipun atap rumah kau berasal dari tanah yang dibakar, bukan bentuk gumpalan awan yang cemerlang. Dengannya, kau bisa mencium aroma tanah basah bekas hujan. Yang sering memeluk kau diam-diam ketika kangen dengan seseorang. Yang membuat upil di hidung kau bungah.
Tak usah khawatir karena pada akhirnya langit kelak juga akan jadi tempat kau menuju. Ketika masa di bumi telah habis. Akan ada anak tangga atau semacamnya yang menuntun kau kesana, tak sekadar bertemu malaikat. Tapi juga bertemu Tuhan Yang Maha Esa. Suatu saat nanti.
0 comments