
Melek sampai pagi enggak keren.
Setelah menyaksikan BukaTalk nya Fellexandro Ruby tentang Things I Wish I Knew When I Was Twenty, salah satu poin nya adalah "Gue harus Jaga Kesehatan".
Badan lama-lama dimakan waktu. Kalau sudah masanya, nanti lapuk juga. Tapi mumpung umur kau masih 20an, ada baiknya nasehat-nasehat itu dipikirkan matang-matang. Timbang baik buruknya dan laksanakan dengan setia sampai suatu ketika ada seorang kakek atau nenek berkata, makasih ya udah jaga badan saya.
Notes
Juga perhatikan begadang yang ngga menghasilkan apa-apa. Cuma daydreaming sampai pagi memikirkan ketidakmungkinan, ketidakpastian, kesia-siaan. Alamak, manusia ini maunya apa. Kalau alam semesta bisa bicara seluruh umpatan sudah dinuntahkan.
Seakan-akan kemudaan akan terus bertahan. Bisa, kalau kau punya anak perempuan yang terkurung di dalam kastil tinggi berambut keemasan menjuntai panjang. Cuma usap-usap dan menyanyi sedikit-sedikit, wajah dan badan yang kendur-kendur akan mengencang seperti ditarik benang. Sayangnya, kau cuma rakyat jelata. Ibu Rapunzel pun akhirnya bernasib tragis.
Kata orang, terjaga sampai pagi hari adalah bentuk hustling yang paling keras. Bukan, itu adalah bentuk keputusan yang paling bodoh. Masih ada sisa waktu pagi, siang, sore, dan sebagian kecil malam yang bisa digunakan berkarya, berusaha sebaik-baiknya demi ambisi atau pencapaian yang kau inginkan sesuai dengan bucket list impian.
Jangan contoh juga Cinderella yang baru pulang saat suara besar lonceng jam digaungkan. Boro-boro tidur, habis itu dia masih harus bersih-bersih, cuci muka, berandai-andai tentang pangeran.