Cermin dan Lensa Kamera (enlightenment)

Paras menjadi sesuatu yang coba tak begitu menjadi prioritas, tapi diam-diam semua orang tetap memujanya dalam pikiran. Sialnya ada yang merasa tertipu karena menganggap prioritas paras ada di titik rendah. Kau bisa lihat produk kecantikan laris manis bak kacang di musim penghujan-pengibaratan lama ini masih terdengar manis-.
Alhasil, ada yang memupuk norma dan perilaku baik tinggi-tinggi, dan paras dibukur di bawah tanah. Tak boleh lagi dimunculkan hingga waktu yang tak ditentukan alam sadar, tapi dipastikan akan dimunculkan oleh alam tak sadar. Tak ada salah dengan mengangunggkan norma dan perilaku, sampai suatu saat melihat cermin dan lensa kamera seperi menyaksikan balon air 17-an, ingin segera dipecah. Cermin dan lensa kamera ingin segera dipecah.
Saksikanlah noda sana noda sini, warna kusam tak senada, bagian tubuh tak simetris-lagi pula mana ada segala sesuatu yang sama di muka bumi ini-, haus puja pujian. Maka telanlah sabda buruk rupa yang lantang disuakan cermin dan lensa kamera.
Bukan demikian, sesungguhnya bukan karena yang dibutuhkan hanya merentangkan kedua lengan tangan dan melingkari tubuh sendiri. Meski belum banyak yang dilakukan, tak apa sesekali bilang terimakasih telah membersamai berjuang. Sejauh ini.
0 comments