Seperempat Hati
Di
bawah pendar lampu jalan, aku bertanya padanya. Tentang apa yang membuatnya
pasi seperti ini. Dia rintih menjawab seperti berbisik, “Aku takut ketika suhu
badannya tinggi dan menggigil. Dan dia memulai halusinasinya. Benar juga. Berkali-kali
dia menyebut nama orang lain. Tapi memegang tanganku. Aku tak pernah merasa
ketulusan seperti ini sebelumnya. Dia menyebut nama perempuan itu berkali-kali.
Sampai air mata menitik jatuh satu butir di keningnya. Aku tak berusaha
menghapusnnya. Karena aku sibuk menghapus air mataku yang lebih deras.”
-to be continue-
0 comments