Seperempat Hati part III

Seseorang dari balik punggung Gendhis muncul. Kedatangannya mengejutkan dengan dahi berkerut dan air muka yang terkejut. "Maafkan aku." Dia berkata lirih. Sunyi. Ketiganya sunyi. Nayla dan laki-laki itu punya alasan untuk diam. Tapi aku tak punya alasan untuk tetap berada dalam sepi ini. Lebih tepatnya berada diantara ketiganya.

"Tak apa. Ini bukan sesuatu yang penting untuk kau ajukan kata maaf."

"Aku lega. Sedikit banyak kau tahu isi hatiku."

"Menurutmu aku memang seharusnya keluar dari pintu samping?"

"Iya. Secepatnya. Sebelum kau terluka banyak."

"Kau membuat luka itu semakin menganga."

"Lalu apa yang harus aku lakukan?"

"Baiklah aku akan mundur."

"Bagus."

Nayla melangkah menjauh. Aku melihat bahunya sedikit terguncang. Tapi laki-laki di hadapanku tampaknya tak memperhatikan.

-to be continue-

You May Also Like

0 comments