Masih Tentang Ekspektasi
Seseorang harus menyadarkanku bahwa aku masih di bumi
Masih bersama celotehan mulut manusia, bukan diantara kepakan sayap malaikat
Segalanya masih berupa ketidaksempurnaan
Aku juga harus disadarkan bahwa masih banyak noda dan alpa
Mungkin aku terlalu banyak mendongak dan lupa memandang kaca
Atau barangkali aku sudah lupa dengan peribahasa kelas tiga sekolah dasar
Bahwa semut di seberang pulau nampak nyata, sementara gajah di pelupuk mata tak terlihat
Dan setan-setan yang bersembunyi di bagian ulu hati, tetap menghembuskan desir
Meskipun ini bulan ramadhan
Mereka seakan menggelar layar lebar berisi: ketidakcakapan, ketidakbecusan, ketidakmenarikan, kelesuan, dan berbagai tuduhan jahat lainnya kepada seseorang di luar sana yang kuanggap sedemikian
Lalu setan-setan itu menyeret selayar lebar menyelimuti pupil mataku, menghalangi kornea
Lantas aku sempurna buta dari akal sehat dan ayat-ayat Tuhan yang Maha Benar
Pada akhirnya seseorang datang dan memberiku cahaya berupa prasangka baik
Tapi setelah aku kembali ke rumah dan melembari segala percakapan itu
Maka aku kembali pada tanda tanya, apakah benar itu akan menjadi seberkas cahaya?
Sebab sekarang masih gelap. Prasangka baik masih ditangguhkan.
0 comments