• Home
  • About
  • Puisi
  • Pendapat
  • Cerita Aneh
instagram Email

Pangeran Kucing

Jurnal Harian dan Kata-kata Bualan

Siapa maharaja yang sudi merapatkan layar di bibir pantai Negeri Hampir Terkoyak?

Mungkin udara. Aku tak sengaja mendengar pembicaraannya dengan ombak. 

Tentang apa?

Tentang sedih. Yang ia peluk.
Mungkin hatinya sedang rombeng, atau pincang. Dan wajahnya patah. Berbulan bulan ia menelan sembilu dari lidah perempuan gemuk yang nyinyir. Bibirnya diplintir-plintir.

Lalu?

Udara pergi membawa pesakitan yang bertubi-tubi. Dadanya bergemuruh. Ia bersumpah serapah kepada perempuan yang tak pagi-siang-malam selalu membuka aib. Maka udara serasa makhluk paling penuh dosa. Ia dituding prasangka-prasangka.

Lalu?

Udara pergi melarikan diri. Kemari. Menikmati hari tanpa perempuan jahat yang hatinya gelap sangat pekat. Meskipun ia sebaiknya memeriksa peta kembali. Karena ini negeri tak sentausa. Negeri Hampir Terkoyak.

Lalu?

Sudahlah. Kau ini banyak tanya! Kau pikir aku ombak?

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Seharusnya musim hujan telah berakhir. Digantikan terik terik kemarau dan daun gugur yang meranggas. Tapi nampaknya hujan rakus, merajai siklus. Bisakah hujan berhenti? Memberi kesempatan kepada matahari yang sedang mencemburui.

Kalau hujan mau tahu, akan ku ajak ia bersamaku.  Menyaksikan daun pohon mangga yang berserakan. Air hujan warna cokelat yang menggenang di pekarangan. Comberan yang meluap karena mampat.

Dan menyaksikan Bapak mengintip hujan dari balik jendela. Diam.

Aku pun juga. Berkelahi dengan puluhan tanda tanya. Yang bertanya. Apa yang sedang Bapak pikirkan di hari hujan?

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Selamat datang wahai pembaca arah mata angin.

Perkenalkan ia Nyonya bulan yang datang dari langit petang. Menawarkan jiwanya sebagai kawan kepada jiwa mu yang sepi. Dikeringkan kemarau, dikerontangkan pasir.

Biar ku dengar, ada rintih yang meringkih perih.  Perihal kamu yang tak tahu kapan berhenti. Tentang kamu yang sendiri. Memeluk sunyi.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Semak belukar mengamit ranting ranting patah. Badai lebat mengamuk. Ayah menangis sebab genteng rumah kami sedang melayang seperti pesawat kertas. Diombang ambing ke langit utara lalu ke selatan. Pias pias wajah tetangga menyiluet takut yang menjadi jadi. Perlahan menumbuhkan khawatir di mata ibu, adik, dan kakek.

Aku juga khawatir.

Bukan pada rumahku yang akan terbang. Tapi pada kamu yang selalu kutanyai sampai saat ini. Tentang: apakah kau baik-baik saja?

Share
Tweet
Pin
Share
1 comments

Terik menjadikanku tepat melampiaskan ketidaksukaan. Ada yang datang ke telinga samping kiri dan mengancam menenggelamkan separuh badanku dengan keringat

Semua orang pernah marah

Dan aku memuja kalimat itu bak mantra pemakluman. Yang bertahan berhari hari persis di dada sebelah kiri.

Kiri menjadi tempat orang menyebut datangnya setan. Hari ini jiwaku menentukan arah. Kiri menjadi satu satunya tujuan.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Menjadi dingin diantara satu dan dua api yang galak adalah keinginan yang kuserahkan
Pada hujan kemarin sore yang menahan semua orang agar tak kemana mana
Juga cukup untuk menahanku berteduh di bawah kenangan yang sebelumnya telah sempurna kulupakan

Aku kecewa ternyata hujan tak turun untuk meluruhkan perih
Hujan meyemai hidup dan kenangan berupa rupa tumbuh jadi khayalan

*feel free to comment*

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Semua orang sibuk
Maka aku mengajak bicara bangku taman
Yang tumpah oleh karat

Pernahkah ada sepasang manusia yang dimabuk cinta mengutarakan hati di atas bangku ini?
Apa yang mereka katakan?
Apakah mereka bermesra saling mengalah agar pantas dikatakan "aku lah yang paling mencinta disini"

Omong kosong

Hatiku menolak tipu tipu
Dan segala jenisnya

Undanglah Tuan Waktu
Biarkan ia berbicara dengan bijak
Tentang cinta yang lama kelamaan, tetapi perlahan dimakan lapuk
Dibawa angin

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Setelah bulan bulan terakhir ini
Aku tak lagi menyaksikam senja menjadi oranye
Hanya gelap lalu hilang

Sore ini
Senja yang indah
Menjadi oranye
Dan menjadi mega

Aku menemukan magis
Yang mengajakku kembali ke masa lalu
Pulang ke rumah
Bertemu kawan kawan
Menyapa Kucing kesayangan

Sore ini aku menemukan senja Menyerahkan diri untuk kunikmati
Ia diantar angin semilir
Menggoyangkan pucuk pucuk pohon

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Tentang Saya

Penulis yang suka main kata-kata. Cek juga hasil pikiran otak kiri saya di linisehat.com

Follow Us

  • instagram
  • Google+
  • youtube

Categories

  • Cerita Aneh (8)
  • Fiksi (5)
  • Pendapat (26)
  • Puisi (8)

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • ►  2023 (3)
    • ►  Juni 2023 (1)
    • ►  April 2023 (1)
    • ►  Maret 2023 (1)
  • ►  2022 (6)
    • ►  Juni 2022 (1)
    • ►  Maret 2022 (1)
    • ►  Februari 2022 (2)
    • ►  Januari 2022 (2)
  • ►  2021 (5)
    • ►  November 2021 (1)
    • ►  April 2021 (2)
    • ►  Maret 2021 (1)
    • ►  Februari 2021 (1)
  • ►  2020 (30)
    • ►  November 2020 (2)
    • ►  Oktober 2020 (2)
    • ►  September 2020 (1)
    • ►  Agustus 2020 (6)
    • ►  Juli 2020 (9)
    • ►  Juni 2020 (3)
    • ►  Mei 2020 (2)
    • ►  April 2020 (5)
  • ►  2019 (19)
    • ►  November 2019 (3)
    • ►  September 2019 (2)
    • ►  Agustus 2019 (3)
    • ►  Juni 2019 (5)
    • ►  Maret 2019 (3)
    • ►  Februari 2019 (2)
    • ►  Januari 2019 (1)
  • ►  2018 (29)
    • ►  Desember 2018 (3)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Oktober 2018 (6)
    • ►  September 2018 (4)
    • ►  Agustus 2018 (6)
    • ►  Juni 2018 (1)
    • ►  Mei 2018 (3)
    • ►  April 2018 (1)
    • ►  Maret 2018 (4)
  • ▼  2017 (44)
    • ►  Desember 2017 (10)
    • ►  November 2017 (1)
    • ►  Oktober 2017 (6)
    • ►  April 2017 (2)
    • ▼  Maret 2017 (8)
      • Kapal
      • Hujan
      • Nyonya Bulan
      • Khawatir
      • SEBELAH KIRI
      • Dingin
      • Mati Rasa
      • Magis Senja
    • ►  Februari 2017 (7)
    • ►  Januari 2017 (10)
  • ►  2016 (49)
    • ►  Desember 2016 (1)
    • ►  Oktober 2016 (3)
    • ►  Agustus 2016 (3)
    • ►  Juli 2016 (13)
    • ►  Juni 2016 (1)
    • ►  Mei 2016 (10)
    • ►  April 2016 (5)
    • ►  Maret 2016 (11)
    • ►  Februari 2016 (2)
  • ►  2015 (19)
    • ►  Desember 2015 (4)
    • ►  November 2015 (5)
    • ►  September 2015 (1)
    • ►  Agustus 2015 (1)
    • ►  Juli 2015 (2)
    • ►  Juni 2015 (2)
    • ►  April 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (2)
    • ►  Februari 2015 (1)
  • ►  2014 (2)
    • ►  Oktober 2014 (1)
    • ►  Juli 2014 (1)

Created with by ThemeXpose