• Home
  • About
  • Puisi
  • Pendapat
  • Cerita Aneh
instagram Email

Pangeran Kucing

Jurnal Harian dan Kata-kata Bualan


Kesukaran terkadang juga minta dirayakan. Sama seperti hujan basah yang menarik paksa anak-anak kecil telanjang dada dan kaki menari-nari senang di bawah langit. Sialnya, hujan terlalu deras, besok tidak ada lagi anak kecil karena mereka flu dan harus minum obat. Orang terpaksa menelan pahit setelah serangkaian hura-hura.

Minggu-minggu yang penuh perayaan: pagi, siang, malam. Sesekali pakai lilin kue ulang tahun yang habis tak sampai lima menit. Sementara kau tak kunjung habis setelah bertahun-tahun. Selalu menyambut kedatangan dan kepergian yang sama. Kelipatan tahun lahir itu memanggil badut sirkus kemudian pinjam topengnya dan baju merah polkadot putih yang tak bisa dilepas selamanya. 

Setelah berhasil menipu silakan mampir ke rumah sakit atau bengkel karena keduanya menawarkan reparasi perkakas yang enggan mati. Dibunuh kewarasan dan ditumbuhkan seribusatu pertanyaan-pertanyaan, terutama: bolehkah membenci satu orang tanpa alasan? 

Alasannya agar semua orang terkutuk tak hanya si tuan patah hati saja. Padahal kau seringkali mendengar patahan kayu di hutan saat kemarau panjang dan tak ada yang menangis karenanya. Ini hanya sebentuk hati, ajak saja masuk ke dalam hutan dan bertemu yang lain yang juga patah dan tidak terganti. Kelak kau tak pernah temukan lagi di sisi hutan bagian manapun saat membutuhkan. 

Satu pagi yang mati rasa ada secangkir kopi pahit berteriak meminta jangan diminum. Tapi setelah mencapai tenggorokan teriakannya menjadi pelan karena pahit atau asam semuanya akan terasa sama saja, ya.

Sekali lagi hujan mengguyur kota kami. Dan kejadian setelahnya. Dan kejadian setelahnya. 


Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Di perempatan lampu merah yang bising dan lalu lalang kendaraan beroda dua, empat, enam, bahkan delapan. Barangkali matahari sedang menghukum bumi lewat terik yang membuat hangus kulit.

Di perempatan lampu merah yang tak punya tuan rumah. Kali ini dijaga laki-laki paruh baya yang tangan kirinya memegang kruk penyangga. Sama-sama jadi pengingat, baiknya minta pada langit agar diberikan keselamatan dalam perjalanan.

Di perempatan lampu merah juga ada manusia yang punya rumah tapi serasa tak punya tempat kembali. Sebab seringkali ia termakan omongan sendiri, harus pergi kemana lagi. Padahal pintu rumah terbuka lebar. Ada pelukan hangat di sana.

Di perempatan lampu merah, terdapat pula salah prasangka. Setelah bertahun-tahun meminta kepada Tuhannya satu pengharapan khusyu'. Naik segala jenis doa dan doa. Sampai melangkahi kehendak. Doa pun berubah menjadi tuntutan. Mau tidak mau, suka tidak suka.
 
Saat prasangkanya patah. Maka tidak ada lagi yang tersisa. Semoga tidak ada ucapan jahat yang larung dan terlanjur dikabulkan semesta.

Malam hari yang sepi. Perempatan lampu merah sibuk membersihkan ambisi, keinginan, sangkaan supaya besok jalanan tidak macet.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Dunia terlalu bising. Lebih berisik daripada kepakan sayap nyamuk saat jendela atau pintu kamar tak sengaja dibuka di malam hari. Suaranya melengking di daun-daun telinga. Barangkali sudah haus minum darah atau tanda ingin kawin. Tapi saya punya obat nyamuk, raket listrik, atau semprotan kimia. Saat produk kimia itu disebarkan, nyamuk tunggang langgang. 

Tapi kali ini dunia terlalu bising karena undangan dari manusia. Kau yang minta barangkali. Bukan nyamuk yang jelas-jelas jadi musuh negara. Makanya banyak sales keliling yang ketuk-ketuk pintu menawarkan serbuk abate. Kau yang menghadirkannya dalam bentuk bunyi-bunyi lonceng notifikasi. Ada pesan yang harus segera dibalas, video yang minta disukai, atau foto yang minta diberi tanda hati. 

Mungkin saja itu baik. Jaring-jaring tetap harus ada bukan? Banyak orang yang tak ingin kehilangan kabar-kabar kawan lama, jalinan silaturahim, news, promosi produk rumah tangga, info make up terbaru, info bekas kekasih hati, perghibahan terkini. Bahan gosip. 

Gawai yang awalnya diciptakan sebagai solusi 1001 keluhan mungkin kini lebih sering menyajikan informasi utopis yang menyita atensi. Beberapa orang bahkan benar-benar menjadi anomali dan merasa tertepikan. Ah iya, banyak standar-standar baru yang diciptakan. Paradigma cantik, sukses, tampan, kaya, populer. Jika tidak sesuai patokan maka manusia berlomba-lomba menuju satu kiblat yang sama.

Boleh ya duduk sebentar, biar faham. 


Mana tahu ada luka-luka lama yang belum sembuh. Sejauh ini hanya dimampatkan biar darahnya tidak anyir saja. Disuapi terus menerus dengan hiruk pikuk dunia maya. Atau mana tahu ada keluaraga dan handai taulan yang telah lama tak disapa. Panggilannya tertumpuk oleh kegiatan di sosial media alih-alih diatasnamakan kesibukan.

Secara tak sadar, dalam setengah jam berapa kali kunci gawai dibuka dan ditutup. Sekadar memastikan keterhubungan. Padahal sendirinya sudah hilang kesadaran. 

Setelah nyamuk-nyamuk itu pergi, tidur jadi lebih tenang. Kalau bisa silakan pesan satu kilo serbuk abate biar bisa kembali kontemplasi. Sayangnya, tidak bisa. 

Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Malam yang tidak bisa tidur, padahal seharian sudah gelap. Dan dua buah kantung mata yang berat, enggan mengajak kelopak untuk merapat. Mana bisa, kemudian saya berdoa.
 
Tepat saya ingat doa-doa yang lalu diutarakan secara khusyu' dan serius. Sampai berderai-derai, sampai punggung yang ikut  pula berguncang. Langit pasti mendengar. Langit pasti mendengar. 

Dia percaya doa, begitu pun saya yang juga percaya hari ini datang. Dan pelukan kembali saya utarakan ke langit. Agar tidak terlalu dingin. Agar tak terlalu sakit. 

Saya beberapa butir pasir yang pasrah pada ombak di bibir pantai. Apakah akan dihempas menjauh, atau diteguk mendekat. Selayaknya pasir saya tidak akan pernah meronta. Hanya berdoa. 

Ramalan dan firasat keduanya tak baik untuk jiwa saya karena nyatanya selalu meleset. Setidaknya firasat terakhir tentang dia yang sangat pahit. Sampai-sampai saya tak mau minum kopi. Bolehkan hanya memesan teh manis saja? 

Tetapi doa satu-satunya senjata yang menghidupi empat ruang jantung. Dan rongga-rongga otak agar tetap waras. 

Mohon izin untuk selalu larung dalam doa. 
Share
Tweet
Pin
Share
No comments



Setelah lari yang kau anggap panjang. Akhirnya diberi ruang untuk luang. Biar bisa memaknai apa yang sebenarnya terjadi. Sedang pada titik kuadran mana atau lintang berapa. Barangkali salah baca peta, atau peringatan harus menepi sebentar karena perbekalan menipis. Pergi ke rumah penduduk, saling sapa menyapa orang belahan bumi lain. 

Padahal rumah, ah rumah. 

Kemarin mungkin salah naik tumpangan. Seharusnya kau pergi dengan kendaraan timur, tapi menumpang ke angkutan tenggara. Mungkin di dalam perjalanan kau lupa tentang langit dan semesta. Atau berbagai kemungkinan lain. 

Sebentar, bernapas sebentar. Kau butuh udara segar agar tidak mimisan.

Akan tetapi, tidak bisa keluar rumah. Dan juga terperangkap dalam kenangan lama. Keduanya membentuk gelembung ganda yang semakin hari, anehnya semakin kuat hebat membebat. Lama kelamaan, berbelas pasang rusuk retak, patah, dan jangan sampai remuk. Retak dan patah juga bukan hal yang baik. Maka jangan tambah-tambahi susahnya keadaan dengan kenangan. 

***

Sementara:

Bukannya sudah jelas rumusnya bahwasanya, rezeki ada untuk mereka yang bergerak. Kalimat itu lantang  menggema di rongga-rongga kepala. Dan telah mendapatkan persetujuan dari diri kau sebelumnya. Sebelum jatuh miskin. Kemudian, semesta memvalidasi perkataan sendiri, apakah benar sepercaya itu. 

Dan pada akhirnya segala tentang iman memang perlu divalidasi entah beberapa kali. Kau pikir. 

Kau juga berpikir, pada zaman dahulu. Pedagang jam bisa hidup cuma dengan membuka tokonya dua jam per hari. Jelas tidak mungkin kau berubah profesi jadi pedagang jam dan bekerja sependek itu. Tapi, sayang kau habiskan waktu. Renungi lagi. Sesi ini memang untuk perenungan. 

Maka benar berhenti sejenak. Mungkin beberapa waktu ke depan akan berlari. Dan semoga yang terbaik dari semesta untuk kau yang harusnya jadi orang baik hati. Selama belum lari, tunggu dulu. Jangan banyak habiskan energi di tempat. Bersabar. 
Share
Tweet
Pin
Share
1 comments
Newer Posts
Older Posts

Tentang Saya

Penulis yang suka main kata-kata. Cek juga hasil pikiran otak kiri saya di linisehat.com

Follow Us

  • instagram
  • Google+
  • youtube

Categories

  • Cerita Aneh (8)
  • Fiksi (5)
  • Pendapat (26)
  • Puisi (8)

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • ►  2023 (3)
    • ►  Juni 2023 (1)
    • ►  April 2023 (1)
    • ►  Maret 2023 (1)
  • ►  2022 (6)
    • ►  Juni 2022 (1)
    • ►  Maret 2022 (1)
    • ►  Februari 2022 (2)
    • ►  Januari 2022 (2)
  • ▼  2021 (5)
    • ▼  November 2021 (1)
      • Perayaan Tuan
    • ►  April 2021 (2)
      • Perempatan Jalan
      • Berisik
    • ►  Maret 2021 (1)
      • Doa
    • ►  Februari 2021 (1)
      • Perhitungan
  • ►  2020 (30)
    • ►  November 2020 (2)
    • ►  Oktober 2020 (2)
    • ►  September 2020 (1)
    • ►  Agustus 2020 (6)
    • ►  Juli 2020 (9)
    • ►  Juni 2020 (3)
    • ►  Mei 2020 (2)
    • ►  April 2020 (5)
  • ►  2019 (19)
    • ►  November 2019 (3)
    • ►  September 2019 (2)
    • ►  Agustus 2019 (3)
    • ►  Juni 2019 (5)
    • ►  Maret 2019 (3)
    • ►  Februari 2019 (2)
    • ►  Januari 2019 (1)
  • ►  2018 (29)
    • ►  Desember 2018 (3)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Oktober 2018 (6)
    • ►  September 2018 (4)
    • ►  Agustus 2018 (6)
    • ►  Juni 2018 (1)
    • ►  Mei 2018 (3)
    • ►  April 2018 (1)
    • ►  Maret 2018 (4)
  • ►  2017 (44)
    • ►  Desember 2017 (10)
    • ►  November 2017 (1)
    • ►  Oktober 2017 (6)
    • ►  April 2017 (2)
    • ►  Maret 2017 (8)
    • ►  Februari 2017 (7)
    • ►  Januari 2017 (10)
  • ►  2016 (49)
    • ►  Desember 2016 (1)
    • ►  Oktober 2016 (3)
    • ►  Agustus 2016 (3)
    • ►  Juli 2016 (13)
    • ►  Juni 2016 (1)
    • ►  Mei 2016 (10)
    • ►  April 2016 (5)
    • ►  Maret 2016 (11)
    • ►  Februari 2016 (2)
  • ►  2015 (19)
    • ►  Desember 2015 (4)
    • ►  November 2015 (5)
    • ►  September 2015 (1)
    • ►  Agustus 2015 (1)
    • ►  Juli 2015 (2)
    • ►  Juni 2015 (2)
    • ►  April 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (2)
    • ►  Februari 2015 (1)
  • ►  2014 (2)
    • ►  Oktober 2014 (1)
    • ►  Juli 2014 (1)

Created with by ThemeXpose