2018
Menjelang akhir tahun, banyak kaleidoskop yang coba diputar di berbagai media. Baik institusi maupun memori pribadi. Ada yang sekadar mengenang kisah-kisah, ada pula yang berusaha menyimpulkan hikmah dan evaluasi.
Bagi saya, tahun ini merupakan tahun warna-warni. Dari mulai tawa bangga, senyum jatuhcinta, takut rupa-rupa, hingga airmata sedih remuk. Semuanya ada di tahun ini. Saya tidak ingin arogan bilang, bahwa segalanya telah saya kendalikan sempurna. Tetapi setidaknya, tahun ini telah membukakan mata saya. Perihal adanya perasaan-perasaan itu. Karena waktu-waktu sebelumnya saya sering mati rasa.
Kehilangan seseorang yang saya percayai. Saya taruh harapan dan mimpi-mimpi padanya. Semangat saya bertumpu padanya. Dia yang membuat saya yakin berkata bahwa, di kemudian hari semuanya akan baik-baik saja. Namun, nyatanya tidak. Dia pergi. Tuhan memanggilnya dengan tiba-tiba. Dan harapan saya juga raib bersama kepergiannya. Begitu pula dengan semangat dan asa. Menangis sendiri sudah biasa.
Hati saya mengembang, saat nama kami dipanggil menggema sebagai juara. Dan kepercayaan diri lambat laun meletup untuk pantas mengakui diri. Kami naik panggung, tangan saya bergetar karena bangga. Tak ada yang tahu sebab saya sembunyikan di bawah pembuluh darah nadi. Kemenangan yang awalnya saya pikir utopis karena jiwa saya yang pesimis, kini menjadi realistis. Terimakasih karena telah membesarkan jiwa saya.
Menceburkan diri ke dalam sekelompok orang yang bukan 'arus' saya. Mereka yang jenis candaanya berbeda, topik obrolan berbeda, kalimat normatif yang saya pikir singgungan, atau kalimat singgungan yang saya pikir biasa saja. Saya yang awalnya merasa akan terasingkan karena keminoritasan, pada akhirnya menyadari bahwa kami taka ada bedanya. Hanya butuh waktu untuk memahami jalan pikir yang bukan 'arus' saya. Tetapi sebenarnya mereka sama saja. Pikiran yang menjadi kotak pembatas dan ekspektasi yang berlebihan.
Jatuhcinta. Dan, entah. Saya sendiri susah memahami. Tak usah dibahas. Semuanya terwakili di bait-bait puisi dan prosa yang telah ratusan ditulis.
Terimakasih 2018. Semoga saya bisa belajar.
0 comments