• Home
  • About
  • Puisi
  • Pendapat
  • Cerita Aneh
instagram Email

Pangeran Kucing

Jurnal Harian dan Kata-kata Bualan

Kalau berat maka letakkan saja. Letakkan saja dimanapun kau suka. Mungkin almari pojok ruangan. Atau di atas ayunan yang bergerak sendirian. Atau meja bekas makan.

Bisa jadi esok hari nenek temukan isinya ketika membuka almari. Mencari sepasang selendang dan penutup kepala. Dan tak sengaja menyentuhnya. Dan jatuh. Terbuang. Hilang.

Bisa jadi esok hari segerombolan anak beradu kepemilikan ayunan. Tak ada yang mau mengalah. Dan ayunan terbalik. Terkuburnya ia dalam-dalam. Di bawah pasir. Lenyap.

Bisa jadi esok hari ibu ikut membersihkannya bersama kotoran piring dan gelas bekas makan pagi. Dan membuang seresah bersama ia ke dalam tong. Menjadi sampah. Dan musnah.

Kemanapun. Sungguh kemanapun. Ia sangat berat hebat membebat. Kusebutnya: Hati yang sedang jatuh.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Ujung romansa yang tumpul
Setiap hari diasah oleh sebatang besi yang rapuh
Retak
Retak
Tukang pandai pun menjadi menjadi iba
Besi selanjutnya dan selanjutnya

Mengapa tak disulut saja dengan api?
Aku ada tungku
Dan kau talu-talu biar runcing
Supaya mengiris-iris hati
Jadi sepotong
Sepotong lainnya hilang
Dijadikan tumbal agar kisahnya tak mengekor

Biar terang
Biar tenang
Share
Tweet
Pin
Share
10 comments
Ketika jatuh cinta

Selayaknya aku punya dua kacamata. Yakni kacamata perasaan dan kacamata logika.
Jikalau kamu hanya punya salah satunya, maka runyam urusan ini. Berkelindan seperti maling. Hilang sembunyi. Hilang sembunyi. Tak akan pernah selesai.

Kacamata perasaan.
Semua orang tahu bagaimana kepayangnya orang jatuh cinta. Gunung bagaikan pantai. Kucing dikira tikus. Dan serangkaian perumpamaan tak wajar lainnya. Aku telah masuk pada suatu kotak imajinasi. Yang kulipat dan kubungkus rapih. Tak ada orang yang sudi memasuki. Kecuali aku yang sedang mabuk. Bergulat dengan imajinasi yang lama kelamaan membuatku lumpuh. Sarafku sementara terpotong. Maka aku putuskan untuk menggunakan kacamata ini seperlunya saja. Atau aku akan diselimuti ketidakwarasan lainnya.

Kacamata logika.
Urusan jatuh cinta ini begitu mudah sekali. Tuan waktu mengambil banyak kepentingan. Serahkan segala urusan padanya. Selesai sudah urusan ini. Tuan waktu hanya mensyaratkan untuk menghapus segala bentuk ketidakpentingan. Baik itu dalam bentuk pertemuan nyata atau maya.  Maka aku putuskan untuk menggunakan kacamata ini sesering mungkin. Hingga tercerabut sudah perasaan. Lenyap. Hilang.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Kalau saja pada malam itu yang datang kepada Langit Pekat adalah Bintang. Maka sungguh tak diragukan. Langit seraya dengan mudah menjatuhcintai Bintang. Semudah cahaya Bintang melewati celah retina mata Langit. Bukan karena Bintang dengan kemilaunya menyihir Langit. Bukan. Bukan karena Bintang dengan kepopuleran sehingga menjadi elu-eluan penduduk langit ketika malam. Bukan.

Tetapi karena Bintang datang disaat yang tepat.

Kalau saja pada malam itu yang datang kepada Langit Pekat adalah Bulan. Maka sungguh tak diragukan. Langit seraya dengan mudah menjatuhcintai Bulan. Semudah cahaya Bulan melewati celah retina mata Langit. Bukan karena Bulan dengan sinar sendunya meluluhkan persaan langit. Bukan. Bukan karena Bulan dengan kepopuleran malam sehingga menjadi elu-eluan penduduk bumi ketika malam. Bukan.

Tetapi karena Bulan datang disaat yang tepat.

Tapi sayang, saat itu bukan keduanya yang menjadi pilihan Langit Pekat. Tapi seorang gadis kecil yang duduk memeluk lutut diatas rumah. Memperhatikan Langit Pekat dengan takzim.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Waktu menjadi tuan segala penyembuhan
Termasuk yang sedang layu dimakan perasaan

Sebut saja aku

Ketakutanku hanya ketika
Persatu daun yang mereka bilang logika
Layu
Gugur
Hanyut dibawa air

Yang tersisa tinggal perasaan
Dan remah-remahnya yang sungguh melankoli

Hingga saat itu tiba
Maka berbahaya
Hatiku terancam terbang melayang
Dibawa ketidakwarasan

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Teruntuk air yang sedang menuju anak sungai
Nasib kita sama
Sekuat apapun deras aliran
Kita tak akan bisa
Sungguh tak akan bisa
Memilih aliran yang mengantarkan kita ke anak sungai impian
Menuju sungai besar, laut, lalu ke samudera
Nihil

Bagiku sama
Sudah ku bilang nasib kita sama
Aku juga tak bisa memilih
Manusia mana yang dijatuhcintai
Sekuat apapun mengiba pada semesta
Namun jika bukan dia orangnya
Hatimu tetap menjadi milikmu
Hingga yang tepat datang
Dan kau diam
Tiba-tiba hatimu hilang
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Tentang Saya

Penulis yang suka main kata-kata. Cek juga hasil pikiran otak kiri saya di linisehat.com

Follow Us

  • instagram
  • Google+
  • youtube

Categories

  • Cerita Aneh (8)
  • Fiksi (5)
  • Pendapat (26)
  • Puisi (8)

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • ►  2023 (3)
    • ►  Juni 2023 (1)
    • ►  April 2023 (1)
    • ►  Maret 2023 (1)
  • ►  2022 (6)
    • ►  Juni 2022 (1)
    • ►  Maret 2022 (1)
    • ►  Februari 2022 (2)
    • ►  Januari 2022 (2)
  • ►  2021 (5)
    • ►  November 2021 (1)
    • ►  April 2021 (2)
    • ►  Maret 2021 (1)
    • ►  Februari 2021 (1)
  • ►  2020 (30)
    • ►  November 2020 (2)
    • ►  Oktober 2020 (2)
    • ►  September 2020 (1)
    • ►  Agustus 2020 (6)
    • ►  Juli 2020 (9)
    • ►  Juni 2020 (3)
    • ►  Mei 2020 (2)
    • ►  April 2020 (5)
  • ►  2019 (19)
    • ►  November 2019 (3)
    • ►  September 2019 (2)
    • ►  Agustus 2019 (3)
    • ►  Juni 2019 (5)
    • ►  Maret 2019 (3)
    • ►  Februari 2019 (2)
    • ►  Januari 2019 (1)
  • ►  2018 (29)
    • ►  Desember 2018 (3)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Oktober 2018 (6)
    • ►  September 2018 (4)
    • ►  Agustus 2018 (6)
    • ►  Juni 2018 (1)
    • ►  Mei 2018 (3)
    • ►  April 2018 (1)
    • ►  Maret 2018 (4)
  • ▼  2017 (44)
    • ►  Desember 2017 (10)
    • ►  November 2017 (1)
    • ▼  Oktober 2017 (6)
      • Meletakkan Hati
      • Menghilangkan Jejak
      • Dua Kacamata
      • Saat yang tepat
      • Ketidakmungkinan
      • Sajak Paling Melankoli
    • ►  April 2017 (2)
    • ►  Maret 2017 (8)
    • ►  Februari 2017 (7)
    • ►  Januari 2017 (10)
  • ►  2016 (49)
    • ►  Desember 2016 (1)
    • ►  Oktober 2016 (3)
    • ►  Agustus 2016 (3)
    • ►  Juli 2016 (13)
    • ►  Juni 2016 (1)
    • ►  Mei 2016 (10)
    • ►  April 2016 (5)
    • ►  Maret 2016 (11)
    • ►  Februari 2016 (2)
  • ►  2015 (19)
    • ►  Desember 2015 (4)
    • ►  November 2015 (5)
    • ►  September 2015 (1)
    • ►  Agustus 2015 (1)
    • ►  Juli 2015 (2)
    • ►  Juni 2015 (2)
    • ►  April 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (2)
    • ►  Februari 2015 (1)
  • ►  2014 (2)
    • ►  Oktober 2014 (1)
    • ►  Juli 2014 (1)

Created with by ThemeXpose