Penulis tiga zaman, Nh. Dini yang tahun lalu telah tutup usia. Penulis yang banyak mengunggah sisi kekuatan wanita. Sehingga, barang siapapun yang ingin memahami seluk beluk perasaan wanita karya Nh. Dini menjadi judul mula-mula yang wajib dibaca. Demikan: saya hanya mengutip pendapat orang.
Dan pernah suatu ketika ia berjalan beriringan dengan puteranya, Padang, di sebuah trotoar panjang. Rasa syukur ia panjatkan kepada Tuhan karena telah memberikan anak yang santun. Sebab ketika sepanjang itu, kala ia lelah, anaknya sudi duduk sementara sembari menghirup udara dan mengistirahatkan lelahnya. Ia berterimakasih kepada Tuhan sebanyak-banyaknya karena telah berbaik hati untuk anugerah yang ia terima selama delapan dekade lebih umurnya.
Maka pada tahun ia menuliskan syukur kepada Tuhan di hilir halaman buku pamungkasnya. Pada tahun yang sama, ia dipanggil Tuhan karena telah habis waktu hidupnya.
Dan betapa seorang ibu dengan tulus mengucapkan syukur kepada Tuhan atas kesediaan seorang anak yang sekadar menemani berjalan lurus di sependek trotoar dibandingkan dahulu kala. Ketika sang anak yang baru kenal dunia belajar cara menapakkan kaki di tanah berlarian tak kenal lelah. Sang ibu mau tak mau mengekor pandang dan mengejar sigap berulang-ulang. Sepanjang jauh jaraknya. Rasanya kala itu anak siapapun tak pernah ajukan pujian atau rasa terimakasih kepada Tuhan.
Sumber gambar: tribunnews.com