• Home
  • About
  • Puisi
  • Pendapat
  • Cerita Aneh
instagram Email

Pangeran Kucing

Jurnal Harian dan Kata-kata Bualan


Sumber: kaskus.co.id
 
“Kembali... Cinta.” Salah satu kalimat dari sekian kalimat yang menghiasi dinding-dinding bangunan Aleppo. Sebagian besar hancur dihantam bom dan rudal. Warga Aleppo yang amat mencintai tanahnya berjanji akan kembali. Meskipun untuk saat ini dengan berat hati mereka meninggalkan tanah ibunya. Rezim Assad yang kejam memisahkan warga dan tanah Aleppo. Tempat mereka dilahirkan, tempat sanak saudara dikuburkan, tempat mimpi-mimpi diperjuangkan. Tempat kebenaran ditegakkan.

Zionis Israel menghantam bangunan dengan bom dan senjata. Anak-anak menangis kehilangan Bapak dan Ibunya. Para istri tersayat hati mendengar suaminya syahid membela Palestina untuk Islam tercinta. Darah dan air mata seperti genangan air di musim hujan. Kalau tidak karena cinta mungkin saja dengan mudahnya mereka pergi. Mencari tanah yang lebih aman dan sentausa. Bukankah Palestina milik seluruh umat muslim? Al-Aqsa yang suci di tanah Palestina seharusnya diperjuangkan bersama oleh seluruh umat muslim dunia. Namun dengan bangga rakyat Palestina menyuguhkan diri.  Sedangkan kita yang hanya termangu dan berduka sewajarnya menyaksikan berita perang Palestina di televisi.

Rosul Muhammad bersedih hati. Selama 53 tahun beliau hidup dan menginjakkan tanah di Mekkah. Tanah Mekkah yang dicintai Rasulullah harus ditinggalkan demi keselamatan. Beliau mendapatkan banyak sekali ancaman, cacian, dan makian penduduk kota Mekkah. Bahkan Rasulullah berkali-kali hampir dibunuh. Diriwayatkan bahwa pada saat pembebasab kota Mekkah, Rasulullah SAW berdiri di atas bukit Hajun, lalu bersabda “Demi Allah, sesungguhnya engkau adalah sebaik-baiknya bumi Allah, dan sesungguhnya engkau adalah negeri yang paling dicintai Allah. Seandainya aku tidak di usir darimu, niscaya aku tidak akan meninggalkanmu.” (Diriwayatkan dari ibnu Umar bin Adiy bin Abil Humra, dikutip dari ‘Atiq bin Ghaits al-Biladi).

Permata kebanggaan Indonesia, Bacaruddin Jusuf Habibie menorehkan tinta emas atas nama Indonesia. Cintanya terhadap tanah air membuat BJ Habibie rela melepaskan karir cemerlangnya di Jerman. BJ Habibie percaya bahwa Indonesia memiliki masa depan yang cerah sehingga ia harus kembali untuk membangun bangsanya.

Ribuan ulasan dan pendapat mengakui Indonesia sebagai surga dunia. Tanahnya subur, kondisi sumber daya alamnya makmur, lautnya menawan, daratannya tak kalah mempesona. Di negeri ini hasil bumi melimpah. Dahulu kala orang-orang asing yang meyakini adanya tembaga di sekujur tubuh gunung dan terhampar di seluruh permukaannya. Namun setelah di teliti, tidak hanya tembaga yang tersimpan, melainkan juga emas dan perak. Tambang gunung tembaga, emas, dan perak tersebut kini dikenal sebagai tambang Freeport, Papua, Indonesia. Saat ini tanah bekas galian tambang menganga besar membentuk lubang raksasa yang menggerus permukaan bumi.

Indonesia kaya akan budaya. Warna-warni tarian, makanan khas, bentuk rumah, bahasa, dan pakaian. Apakah kita mencintainya? Semoga kita mencintainya. Kini berbagai jenis batik terlihat menawan dikenakan dengan rasa bangga terhadap Indonesia. Kios-kios pinggir jalan berlomba-lomba menjual batik dengan berbagai corak warna dan motif. Berbondong-bondong masyarakat memakai batik setelah klaim perebutan oleh negara tetangga begitu membuat geram dan marah. Sebelumnya batik begitu lekat dengan stereotipe ‘ketinggalan jaman’.

Negeri ini juga aman sentausa, tak ada senjata, bom, apalagi rudal, tak ada genangan darah dan tangis, tak ada robohan bangunan yang menggunung. Namun negeri ini tetap riuh, jutaan jari menempel pada keypad handphone atau tuts laptop menyerang satu sama lain dengan berbagai lontaran yang menyakitkan hati. Aib disebar dimana-mana. Berita sepi peminat, namun gosip menyebar cepat. Penghujat social media bersembunyi dibalik akun maya. Tak punya nyali menunjukkan diri. Wajah negara kita tercermin dari moral masyarakatnya. Budaya demikian tak patut ditunjukkan oleh negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.

“.....dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Qs. Qasas 28: 77).

Indonesia layaknya pisau. Pisau tersebut terbuat dari bahan yang mengkilap dan kuat. Mata pisaunya tajam pula. Harganya mahal karena bahan pisau tidak mudah didapatkan. Pisau tersebut digunakan untuk memotong dan mengiris bahan pangan dengan sempurna. Menghasilkan makanan sedap dan lezat. Namun apabila pisau tersebut tidak pernah digunakan, maka ia akan tumpul dan berkarat. Teronggok tak berguna. Bisa jadi pisau tersebut diambil orang yang bersedia merawat dengan baik dan mengasahnya setiap hari. Lantas ia membuat makanan yang lebih sedap dan lezat dari yang pernah dibuat pemilik lama. Pisau terbut layaknya kekayaan yang dimiliki Indonesia. Masyarakat lah yang memiliki peranan penting tentang kemana negeri ini akan dijalankan. Akankah negeri ini dijaga kehormatannya dan dirawat kekayaanya? Atau justru membiarkan kekayaan negeri ini  tumpul dan berkarat lalu diambil orang lain?
Rasa-rasanya Indonesia tidak sedang menunggu uji ketabahan dari Allah layaknya Aleppo atau Palestina. Ataupun pengusiran dari tanahnya sendiri seperti Rosul Muhammad ketika berhijrah. Hei, Indonesia memiliki teladan seorang Habibie yang jenius dan membanggakan. Rasa cinta tanah airnya begitu tinggi, lantas apa yang membuat kita tak mengikuti langkahnya? Allah melimpahkan rezeki untuk Indonesia, maka bukti cinta kita atas pemberian Allah tersebut adalah dengan cara bekerja keras untuk membuat negeri ini makmur atas ridho Allah. Mencinta dahulu, maka masa depan cerah negeri ini akan datang mengikuti.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Sumber: bogordaily.net
 
 
Macet merupakan nama belakang dari sebuah dareah pinggir Kabupaten Bogor yang bernama Dramaga. Kemacetan di Dramaga bukan hal yang baru bagi masyarakat sekitar. Bertahun-tahun lamanya, warga dipaksa menikmati kemacetan Bogor yang tiada mengenal waktu baik siang ataupun malam hari. Jalanan penuh sesak ditambah dengan asap knalpot yang mengepul menimbulkan hawa panas.
 
Berbagai kendaraan mulai dari angkot, mobil, sepeda motor, bis, sampai truk pengangkut sampah berlalu lalang sesak memenuhi jalanan Dramaga.  Kemacetan paling parah terjadi ketika rush hour yakni jam 7-8 pagi dan jam 4-6 sore dimana pegawai kantor dan anak-anak sekolah sedang berangkat dan pulang. Pada saat itu, jalanan Dramaga tak bisa 'dibelah', semua pengendara berlomba-lomba sampai tujuan dengan cepat tanpa mengindahkan lajur masing - masing sehingga memperparah kemacetan.
 
Titik-titik rawan terjadi di sepanjang jalan kampus Dramaga IPB sampai perempatan Laladon, terutama  pada persimpangan tanpa lampu merah. Persimpangan tersebut yang hanya dijagai oleh 3-4 orang sebagai pihak yang membantu memperlancar arus lalu lintas. Ada beberapa yang tanpa meminta balas jasa, namun ada juga yang menyediakan 'keclengan' sebagai bentuk permintaan imbalan.
 
"Macet bikin habis waktu di jalan. Belum ditambah stres habis kuliah lalu ditambah juga stres dijalan, jadi stresnya numpuk." ujar mahasiswi IPB pengguna angkot.
 
Pemerintah belum memberikan solusi efektif sampai saat ini. Perlu ditemukan inovasi baru untuk mengatasi masalah kemacetan Dramaga. Meskipun Dramaga merupakan daerah pinggir Kabupaten Bogor yang bukan wajah utama daerah Bogor, namun pemerintah perlu meletakkan perhatian lebih kepada daerah yang menjadi pusat pendidikan di Bogor ini.
 
 
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Jurnalistik berawal dari acta diurna yakni semacam tulisan stupa.

Hari minggu, 27 November  2017 Forum Lingkar Pena mengadakan pertemuan kelima kalinya. Tema pertemuan kali ini adalah "Jurnalistik" oleh Bang Ilham. Bang Ilham merupakan seorang jurnalis yang telah memilik jam terbang tingi. Pertemuan kali ini lebih banyak mengedepankan sesi diskusi dibandingkan dengan sesi-sesi sebelumnya yang cenderung satu arah.

Bang Ilham memberikan sedikit paparan awal mengenai sejarah jurnalistik di dunia yang berawal dari Romawi dan Cina. Saat ini kiblat jurnalistik mengarah ke negara Amerika dan Eropa ditandai dengan kulitas jurnalistik yang baik serta kode etik jurnalistik yang lebih holistik dan komprehensif. Bang Ilham juga menuturkan bahwa saat ini jurnalistik telah berkembang pesat dan lebih menyasar pada media online. Lambat laun media cetak akan ditinggalkan karena tak sesuai dengan zaman.

Secara teknis, Bang Ilham menerangkan hal-hal terkait menulis berita, yang pertama adalah verifikasi dan objektivitas. Setiap penulis berita harus memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan rasa curiga. Yang kedua adalah orisinalitas, berita yang ditulis membutuhkan orisinalitas sebagai ciri dari karakter penulis kecuali dalam penulisan press release. Yang ketiga adalah kelengkapan berita, informasi yang sepotong-potong akan menimbulkan bias penafsiran. Yang keempat adalah transparansi sebagai salah satu bagian terpenting menyangkut masalah kode etik jurnalis, setiap penulis berita wajib mencantumkan sumber informasi secara jelas. Yang kelima adalah keadilan serta tak memihak pihak manapun.

Bang Ilham membuka sesi diskusi di akhir pertemua. Diskusi berjalan panjang, para peserta antusias dengan dunia jurnalis di Indonesia terutama mengenai praktik-praktik curang yang dilakukan oleh sebagian oknum tak bertanggung jawab serta akibat dari lemahnya kode etik jurnalistik di Indonesia.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Skenario film merupakan bule print sebuah rumah, sedangkan film merupakan rumahnya.

Hari minggu, 19 November 2017 Forum Lingkar Pena mengadakan pertemuan keempat kalinya. Tema pertemuan kali ini adalah "Menulis Skenario Film dan Teater". Pemateri pertemuan keempat adalah seseorang yang spesial dimana ia telah malang melintang di dunia kepenulisan skenario film maupun sinetron. Salah satu judul sinetron ternama yang pernah ia garap yaitu Tukang Ojek Pengkolan yang tayang secara rutin di salah satu media TV besar di Indonesia. Ia adalah Pak Soket. Peserta Pamuda FLP Bogor angkatan 10 terlihat sangat antusias dengan materi pertemuan keempat.

Pak Soket membuka materi dengan gambaran umum perfilman di Indonesia dengan perfilman di luar negeri. Untuk saat ini perfilman dunia sedang berkiblat menuju perfilman Amerika atau perfilman Hollywood. Pak Soket juga menunjukkan beberapa judul film yang direkomendasikan untuk ditonton karena segi alur cerita dan pembuatan filmnya yang bagus. Beberapa film yang direkomendasikan Pak Soket untuk ditonton adalah Something About Marry dan Pretty Woman.

Teknik-teknik dasar dalam pembuatan film dan penyusunan skenario dikupas tuntas oleh Pak Soket. Langkah-langkah dalam penyusunan skenario yang pertama adalah riset yang merupakan akar cikal bakal keseluruhan isi film. Yang kedua adalah ide serta penokohan. Yang ketiga adalah sinopsis, berbeda dengan sinopsis buku, sinopsis film merupakan gambaran ide keseluruhan film yang bisa dibaca sekali duduk. Yang keempat adalah scene plot. Yang kelima adalah skenario yang merupakan hasil akhir meliputi cerita dan setting  detail.

Pada akhir sesi, antusiasme peserta Pramuda FLP Bogor meningkat. Peserta melemparkan banyak sekali pertanyaan kepada Pak Soket, tak hanya mengenai skenario film tetapi juga skenario teater. Pak Soket juga memberikan tantangan berupa penulisan sinopsis film yang akan dinilai secara langsung oleh Pak Soket dan penulis skenario terbaik akan diberikan reward.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Tentang Saya

Penulis yang suka main kata-kata. Cek juga hasil pikiran otak kiri saya di linisehat.com

Follow Us

  • instagram
  • Google+
  • youtube

Categories

  • Cerita Aneh (8)
  • Fiksi (5)
  • Pendapat (26)
  • Puisi (8)

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • ▼  2023 (3)
    • ▼  Juni 2023 (1)
      • Susah Payah
    • ►  April 2023 (1)
    • ►  Maret 2023 (1)
  • ►  2022 (6)
    • ►  Juni 2022 (1)
    • ►  Maret 2022 (1)
    • ►  Februari 2022 (2)
    • ►  Januari 2022 (2)
  • ►  2021 (5)
    • ►  November 2021 (1)
    • ►  April 2021 (2)
    • ►  Maret 2021 (1)
    • ►  Februari 2021 (1)
  • ►  2020 (30)
    • ►  November 2020 (2)
    • ►  Oktober 2020 (2)
    • ►  September 2020 (1)
    • ►  Agustus 2020 (6)
    • ►  Juli 2020 (9)
    • ►  Juni 2020 (3)
    • ►  Mei 2020 (2)
    • ►  April 2020 (5)
  • ►  2019 (19)
    • ►  November 2019 (3)
    • ►  September 2019 (2)
    • ►  Agustus 2019 (3)
    • ►  Juni 2019 (5)
    • ►  Maret 2019 (3)
    • ►  Februari 2019 (2)
    • ►  Januari 2019 (1)
  • ►  2018 (29)
    • ►  Desember 2018 (3)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Oktober 2018 (6)
    • ►  September 2018 (4)
    • ►  Agustus 2018 (6)
    • ►  Juni 2018 (1)
    • ►  Mei 2018 (3)
    • ►  April 2018 (1)
    • ►  Maret 2018 (4)
  • ►  2017 (44)
    • ►  Desember 2017 (10)
    • ►  November 2017 (1)
    • ►  Oktober 2017 (6)
    • ►  April 2017 (2)
    • ►  Maret 2017 (8)
    • ►  Februari 2017 (7)
    • ►  Januari 2017 (10)
  • ►  2016 (49)
    • ►  Desember 2016 (1)
    • ►  Oktober 2016 (3)
    • ►  Agustus 2016 (3)
    • ►  Juli 2016 (13)
    • ►  Juni 2016 (1)
    • ►  Mei 2016 (10)
    • ►  April 2016 (5)
    • ►  Maret 2016 (11)
    • ►  Februari 2016 (2)
  • ►  2015 (19)
    • ►  Desember 2015 (4)
    • ►  November 2015 (5)
    • ►  September 2015 (1)
    • ►  Agustus 2015 (1)
    • ►  Juli 2015 (2)
    • ►  Juni 2015 (2)
    • ►  April 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (2)
    • ►  Februari 2015 (1)
  • ►  2014 (2)
    • ►  Oktober 2014 (1)
    • ►  Juli 2014 (1)

Created with by ThemeXpose