• Home
  • About
  • Puisi
  • Pendapat
  • Cerita Aneh
instagram Email

Pangeran Kucing

Jurnal Harian dan Kata-kata Bualan


Skenario film merupakan bule print sebuah rumah, sedangkan film merupakan rumahnya.

Hari minggu, 19 November 2017 Forum Lingkar Pena mengadakan pertemuan keempat kalinya. Tema pertemuan kali ini adalah "Menulis Skenario Film dan Teater". Pemateri pertemuan keempat adalah seseorang yang spesial dimana ia telah malang melintang di dunia kepenulisan skenario film maupun sinetron. Salah satu judul sinetron ternama yang pernah ia garap yaitu Tukang Ojek Pengkolan yang tayang secara rutin di salah satu media TV besar di Indonesia. Ia adalah Pak Soket. Peserta Pamuda FLP Bogor angkatan 10 terlihat sangat antusias dengan materi pertemuan keempat.

Pak Soket membuka materi dengan gambaran umum perfilman di Indonesia dengan perfilman di luar negeri. Untuk saat ini perfilman dunia sedang berkiblat menuju perfilman Amerika atau perfilman Hollywood. Pak Soket juga menunjukkan beberapa judul film yang direkomendasikan untuk ditonton karena segi alur cerita dan pembuatan filmnya yang bagus. Beberapa film yang direkomendasikan Pak Soket untuk ditonton adalah Something About Marry dan Pretty Woman.

Teknik-teknik dasar dalam pembuatan film dan penyusunan skenario dikupas tuntas oleh Pak Soket. Langkah-langkah dalam penyusunan skenario yang pertama adalah riset yang merupakan akar cikal bakal keseluruhan isi film. Yang kedua adalah ide serta penokohan. Yang ketiga adalah sinopsis, berbeda dengan sinopsis buku, sinopsis film merupakan gambaran ide keseluruhan film yang bisa dibaca sekali duduk. Yang keempat adalah scene plot. Yang kelima adalah skenario yang merupakan hasil akhir meliputi cerita dan setting  detail.

Pada akhir sesi, antusiasme peserta Pramuda FLP Bogor meningkat. Peserta melemparkan banyak sekali pertanyaan kepada Pak Soket, tak hanya mengenai skenario film tetapi juga skenario teater. Pak Soket juga memberikan tantangan berupa penulisan sinopsis film yang akan dinilai secara langsung oleh Pak Soket dan penulis skenario terbaik akan diberikan reward.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Judul : Rectoverso
Penulis: Dee
Penerbit: Bentang Pustaka
Cetakan : Kesepuluh, September 2016
Tebal : ix + 170 halaman
ISBN : 978-602-7888-03-6

Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun, orang itu hanya mampu ku gapai sebatas punggungnya saja. Sesorang yang cuma sanggup ku hayati bayangannya dan tak akan pernah ku miliki keutuhannya. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggung mengejar. ~Rectoverso hal. 52
Kemalangan mengenai cinta yang tak terucap merupakan kisah klise namun tetap menjadi cerita sedih yang santar ingin didengar oleh orang-orang. Berbagai latar belakang diambil oleh Dee sehingga membuktikan bahwa jenis perasaan seperti ini sangat mungkin dirasakan oleh semua pihak tak terkecuali.

Sebelas cerita pendek dan sebelas lagu ditulis Dee dengan tujuan memberikan inovasi berupa perpaduan apik antar buku dan musik. Percampuran antara dua hal tersebut memberikan kesan unik dan melankoli tersendiri. Dee merangkai cerita dengan kelogisan yang baik sehingga pembaca membaca cerita Dee secara mengalir serasa seperti menjadi bagian dari cerita bukan hanya penikmat semata.

Dee menampilkan orisinalitasnya di setiap cerita. Dari 11 cerita pendek Rectoverso, keseluruhan cerita tidak menimbulkan bias ide satu sama lain. Setiap cerita memiliki ciri khasnya masing-masing. Seperti salah satu judul cerita pendek yaitu "Malaikat Juga Tahu" yang bercerita mengenai seseorang yang memiliki kelainan jiwa namun sejatinya ia tetap memiliki rasa cinta dan diutarakan dengan caranya sendiri. "Dia mencintai tidak cuma dengan hati. Tapi seluruh jiwanya. Bukan basa-basi surat cinta, tidak cuma rayuan gombal, tapi fakta....." ~ Rectoverso hal. 18.

Selain itu juga ada beberapa cerita Dee pada Rectoverso yang menunjukkan sisi orisinalitasnya yakni pada cerita "Aku Ada" yang menceritakan dimensi lain setelah kehidupan yang sejatinya masih ada, serta "Firasat" yang menampilkan sisi lain dalam jiwa seseorang, yakni ada beberapa orang yang 'diwarisi' perasaan tajam yang merupakan indikasi suatu kejadian.

Secara fisik, Rectoverso memiliki tampilan yang menarik terlebih setelah edisi terbaru diproduksi. Baik dari cover maupun layout  Rectoverso telah sesuai dengan konten cerita. Namun dari segi penjilidan, buku Rectoverso tidak memiliki kualitas yang baik. Hanya selang beberapa hari setelah pembelian, satu per satu jilidan buku terlepas sehingga kertas berceceran. Hal tersebut menimbulkan ketidaknyamanan pembaca.

Secara keseluruhan, Rectovesro layak untuk dibaca namun dengan catatan tambahan bahwa pembaca harus diatas 18 tahun karena terdapat satu cerita yang berjudul "Cicak di Dinding" dengan isi cerita yang sedikit 'dewasa'. Rectoverso merupakan paket lengkap sebuah buku, cocok untuk pembaca yang sedang butuh entertain dari sebuah buku.








Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Buku seharusnya mengingatkan kita kepada langit dan mega, kepada kisah dan keabadian, melupakan aku pada pisau dan tali, melupakan kepada bunuh diri
~ Soebagio Sastrowardojo, Sastrawan

Hari minggu, 12 November 2017 Forum Lingkar Pena mengadakan pertemuan ketiga kalinya. Tema pertemuan kali ini adalah "Resensi Buku dan Film" bersama Kang Usup Supriyadi meskipun dalam pembahasan lebih banyak pemaparan mengenai resensi buku dibandingan film. Kang Usup memaparkan contoh-contoh resensi dari sumber-sumber ternama seperti basabasi.co. Contoh peresensi yang telah terkenal berdasarkan hasil resensinya yakni Ulil Ansor.

Pembukaan dari Kang Usup mengenai gambaran resensi telah cukup mengantar pramuda FLP Bogor angkatan 10 untuk melihat sekilas mengenai definisi resensi. Secara definitif, resensi merupakan penulisan kembali apa yang telah diserap dan memberikan komentar. Secara bahasa resensi berarti melihat kembali, menimbang, dan menilai.

Kang Usup menjelaskan bahwa dalam penulisan resensi perlu diperhatikan hal-hal diantaranya yang pertama adalah judul resensi yang dipilih berbeda dengan judul buku. Yang kedua adalah Kartu Tanda Buku (KTB) yang wajib ada di setiap resensi. Yang ketiga yakni kalimat pembuka, dimana diperlukan kutipan yang menarik atau bisa berisi latar belakang penulisan buku. Yang keempat adalah isi bahasan yang merupakan inti dari ulasan resensi yang berisi kekurangan dan kelebihan buku. Yang kelima adalah penutup yang merupakan kesimpulan mengenai kelayakan buku tersebut untuk dibaca. Sedangkan resensi film pada dasarnya memiliki teknik yang sama dengan resensi buku.

Pada akhir sesi, Kang Usup memberikan waktu kepada Pramuda FLP Bogor angkatan 10 untuk melakukan resensi buku yang telah dibawa sebelumnya. Peserta Pramuda dengan antusias melakukan resensi buku yang selanjutnya akan diulas dan dikoreksi oleh Kang Usup.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Kisah Yusuf yang penuh tantangan. Hidupnya dihujani dengan fitnah dan ujian. Saudara yang tak mengiginkannya, digoda oleh perempuan istri Tuannya, sampai dipenjara karena dosa yang sejatinya tak pernah Yusuf lakukan.
Cerita Nabi Yusuf yang abadi tertulis nyata di dalam Al-Qur'an yang agung merupakan kisah paling baik sepanjang sejarah kehidupan manusia.

Hari minggu, 5 November 2017 Forum Lingkar Pena mengadakan pertemuan kedua kalinya. Tema pertemuan kali ini adalah "Ayo Menulis Fiksi" bersama Ibu Sih Wikan. Ibu Sih Wikan merupakan seorang yang ahli di bidang fiksi khususnya cerpen dan novel. Terbukti, Ibu Wikan telah berhasil menulis sebuah buku dengan judul Cinta Haramain.

Berbagai teknik menulis terutama menulis cerpen dipaparkan. Mulai dari teknik-teknik dasar menulis cerpen hingga motivasi untuk mengembalikan tujuan awal dalam penulisan cerpen, yakni menyampaikan pesan baik dan Qur'ani. Beberapa tips agar cerita yang ditulis menjadi menarik diantaranya yang pertama adalah memilih konflik yang dilatarbelakangi oleh riset yang mendalam dan kekinian. Yang kedua adalah menggunakan kalimat pembuka yang menarik, sehingga pembaca tidak merasa bosan di awal cerita. Yang ketiga adalah menggunakan logika cerita dengan masuk akal, dengan begitu cerita akan terasa lebih nyata. Yang keempat adalah menyampaikan nilai-nilai atau amanan, inti dari sebuah cerita yakni nilai-nilai yang disampaikan. Yang kelima adalah memilih ending yang tak tertebak agar cerita membekas di hati dan pikran pembaca.

Ibu Wikan memberikan tantangan kepada pramuda FLP angkatan 10 untuk menulis cerpen secara mendadak menggunakan plot yang telah ditentukan. Dua karya terbaik akan dipilih dan diberikan reward langsung dari Ibu Wikan berupa buku hasil karangannya.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Tentang Saya

Penulis yang suka main kata-kata. Cek juga hasil pikiran otak kiri saya di linisehat.com

Follow Us

  • instagram
  • Google+
  • youtube

Categories

  • Cerita Aneh (8)
  • Fiksi (5)
  • Pendapat (26)
  • Puisi (8)

recent posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • ▼  2023 (3)
    • ▼  Juni 2023 (1)
      • Susah Payah
    • ►  April 2023 (1)
    • ►  Maret 2023 (1)
  • ►  2022 (6)
    • ►  Juni 2022 (1)
    • ►  Maret 2022 (1)
    • ►  Februari 2022 (2)
    • ►  Januari 2022 (2)
  • ►  2021 (5)
    • ►  November 2021 (1)
    • ►  April 2021 (2)
    • ►  Maret 2021 (1)
    • ►  Februari 2021 (1)
  • ►  2020 (30)
    • ►  November 2020 (2)
    • ►  Oktober 2020 (2)
    • ►  September 2020 (1)
    • ►  Agustus 2020 (6)
    • ►  Juli 2020 (9)
    • ►  Juni 2020 (3)
    • ►  Mei 2020 (2)
    • ►  April 2020 (5)
  • ►  2019 (19)
    • ►  November 2019 (3)
    • ►  September 2019 (2)
    • ►  Agustus 2019 (3)
    • ►  Juni 2019 (5)
    • ►  Maret 2019 (3)
    • ►  Februari 2019 (2)
    • ►  Januari 2019 (1)
  • ►  2018 (29)
    • ►  Desember 2018 (3)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  Oktober 2018 (6)
    • ►  September 2018 (4)
    • ►  Agustus 2018 (6)
    • ►  Juni 2018 (1)
    • ►  Mei 2018 (3)
    • ►  April 2018 (1)
    • ►  Maret 2018 (4)
  • ►  2017 (44)
    • ►  Desember 2017 (10)
    • ►  November 2017 (1)
    • ►  Oktober 2017 (6)
    • ►  April 2017 (2)
    • ►  Maret 2017 (8)
    • ►  Februari 2017 (7)
    • ►  Januari 2017 (10)
  • ►  2016 (49)
    • ►  Desember 2016 (1)
    • ►  Oktober 2016 (3)
    • ►  Agustus 2016 (3)
    • ►  Juli 2016 (13)
    • ►  Juni 2016 (1)
    • ►  Mei 2016 (10)
    • ►  April 2016 (5)
    • ►  Maret 2016 (11)
    • ►  Februari 2016 (2)
  • ►  2015 (19)
    • ►  Desember 2015 (4)
    • ►  November 2015 (5)
    • ►  September 2015 (1)
    • ►  Agustus 2015 (1)
    • ►  Juli 2015 (2)
    • ►  Juni 2015 (2)
    • ►  April 2015 (1)
    • ►  Maret 2015 (2)
    • ►  Februari 2015 (1)
  • ►  2014 (2)
    • ►  Oktober 2014 (1)
    • ►  Juli 2014 (1)

Created with by ThemeXpose