Senja...
Mana mungkin aku melupakannya
Saat kau dengan tega mengatakan kepergianmu
Lugas dan tegas aku mendengarnya
Setiap kata-kata mu aku telan sebisaku
Entah tersedak atau menyangkut di tenggorokan
Semua harus dimasukkan ke dalam perut
Supaya kau tak melihat
Hingga seakan-akan aku menerima ini dengan baik
Menutupi kekecewaan dengan sempurna
Seperti permukaan laut tenang dengan arus bawah yang luluh lantah
Hatiku gaduh sekali andai kau tahu
Di bawah silau sinar matahari terakhir hari ini
Ku harap mampu menutup getirnya pandanganku yang menahan air mata
Aku berkata tenang perlahan bukan karena tak acuhku
Namun lihaiku bersandiwara
Dengan tenggelamnya layar ujung kapal pada pesona bumi bulat
Aku merunduk pasrah pada pasir putih pantai yang butirnya mencengkeram lututku keras
Tenagaku pergi bersama kapal
Tangis tanpa suara sangat menyakitkan
Tanpa pula air mata
Mereka bersembunyi di bungkam sedih tanpa tara
-Cerita Reka
Kucing naik ke punggung
Mendecakkan keras kakinya tapi bagiku gelitikkan
Aku membalikkan tubuh
Dia terguling terjepit tubuhku tapi tak ku tekan keras
Hanya serimbit ku tempelkan badan padanya
Ia tak kunjung bangun
Bahkan tak bergerak
Sesaat kemudian kakinya mendecak-decak tapi tanpa cakar
Aku bangkit
Kulihat dia masih di tempat semula
Ku tatap dia
Dia menatapku dengan bulat mata yang besar
Sama terpananya dengan aku
Tak bergerak mematung dengan keempat tangan .. atau ke empat kaki.. entahlah.. menghadap ke atas
Mulutnya terkatup mungil sekali
Ujung hidungnya memerah mungkin terlalu lama tertindih
Aku merangkak cepat ke arahnya
Persis seperti kawanannya
Berharap dia mengira aku seperti temannya
Sehingga kami bermain layaknya sahabat
Semakin dekat.. dan dekat...
Malangnya di berbalik dan pergi meninggalkanku
Aku sendirian
Tertolak dan tak bergerak
Aku punya ke dua tangan dan dua kaki ... atau empat kaki.. entahlah
Semuanya menapak tanah
Sungguh terlihat seperti siluman kucing
"Tak ada yang menyuruhku. Penantian panjang ini tak butuh imbalan. Engkau wahai yang ditunggu, tak perlu tak enak hati karena ada gadis seperti ini menanti tanpa tahu waktu. Tatapan tanpa harapan berarti, hanya untuk melegakan hariku yang melelahkan. Membuatku lupa omelan bos yang tak sedikit jatuh seperti tusuk-tusuk jarum. Atau deadline yang dirasa-rasa tenggat waktunya tak cukup untuk diselesaikan."
-Tepat dibelakangmu dalam lebat hujan. Dalam jarak yang menakutkan karena jantung tak henti kencang berdebar.