Kutanyai mengapa kau tidak makan dalam seminggu. Dengan sisa-sisa energi yang kau bongkar dari daging, parau jawaban itu samar-samar kudengar, Work is Love Made Visible. Rupanya kau kenyang dengan kata-kata mutiara Kahlil Gibran sehingga tak perlu lagi nasi. Semesta menyaksikan kau dengan perut geli sebab ada penduduk miskin yang berdelusi tentang gairah kerja.
Mungkin kau sudah lupa tentang bagaimana punggung kau yang penuh asap kendaraan juga kerah dan ketiak kau yang menguning penuh dengan sarang daki dan kandidat jamur. Hari itu kau bilang hanya makan satu kali, sisanya untuk tumbuh kembang anak-anak kau. Kau pilih menumbuh suburkan yang sering kau sebut idealisme di rongga dada yang sempit karena sudah dihuni sakit menahun.
Kau tak perlu percaya dengan kata-kata motivasi tentang Dreams Comes True. Sebab barangkali hidup kau juga akan habis dalam beberapa jam ke depan jadi hadapilah kenyataan. Kelak kau akan puas bermimpi sepanjang yang kau mau di bawah tanah tempat manusia berpijak mencari uang hasil perhitungan realitas dan hitam putih di atas kertas. Acap kali kau enggan berhitung akhirnya gagal bertahan hidup.
Harapanku di dalam pesan terakhir yang kau bisikkan ke telinga anak kau sebelum pergi, bicaralah cari uang yang banyak!