Kalau ada pundak bersandar, itu pundakku kawan
Bagilah keluh dan kesah itu bersamaku
Kau pasti tahu bagaimana Musa meminta Harun menjadi pendamping dakwahnya
Dan kau memintaku meneguhkan mu pula di jalan ini
Aku tahu langit tak selamanya biru
Kadang pula hitam bahkan petir dan guntur
Mengantarkan topan yang berputar turun ke bumi
Pada titik dimana tak ingin kembali namun tak juga menemui ujung
Mungkin tungkai ini telah perih menahan tapak yang berkerikil bergerigi
Tapi tengoklah ke samping, kau akan melihat aku tersenyum
Penuh harapan dan kepercayaan bahwa ridhoNya lah yang memanggil kita
Merambat ke tangan, lutut, dan mengobati luka di kaki
Kau tak perlu takut berjalan sendiri
Muhammad pun tak sendiri di gua pada genting Quraisy berambisi membunuh
Abu Bakar dengan titah Tuhannya menjaga RosulNya yang tercinta
Dan gelap adalah caramu melihatku, kawan
Saat yang lain sibuk meraba untuk dirinya sendiri
Aku akan menuntunmu, mengeratkan jemari menuju benderang